Rabu, 04 Februari 2015

ANALISIS BAHAYA DAN PENGENDALIAN TITIK KRITIS (HACCP) PADA PRODUKSI TEMPE

NAMA :  ISMAIL TUEN LAMABLAWA
NIM      : 2011.02.5.0008
TUGAS : PENGENDALIAN  MUTU  PERIKANAN

ANALISIS BAHAYA DAN PENGENDALIAN TITIK KRITIS (HACCP)
PADA PRODUKSI TEMPE

I.                   DESKRIPSI
Nama Produk                    : TEMPE
Konsumen                         : Warga Trenggilis ,surabya dan sidoarjo                 
Tempat Sasaran Pemasaran : Pasar – pasar sekitar dan kantin – kantin, Pabrik –
                                             Pabrik  wilayah Surabaya dan Sidoarjo
Cara produksi                   : Home industri oleh Warga trengilis, Kecamatan             trengilis Surabaya
Cara Distribusi                : Setelah dilakukan pengepakan , maka selanjutnya adalah proses distribusi langsung  dipasarkan malalui agen, pengumpul, ataupun langsung dipasarkan ke konsumen
Pengkonsumsi                   : Masayarakat dewasa,Lansia,serta anak – anak.
Cara mengkonsumsi          : Di goreng atau sebagai tambahan masakan berkuah.

II.                CARA PRODUKSI
Bahan  :
-           Kacang Kedelai 2 kwintal = 200  Kg
-          Air Secukupnya
-          Ragi
Alat    :
-          Mesin pembelah dan pengupas biji Kedelai
-          Dandang, LPG
-          Keranjang besek
-          Alat Pencetak dr kayu  (ancak)
-          Alat pelubang plastik
-          Rak dari kayu bamboo
-          Plastik,Daun pisang , Karung Plastik, Ember dan drum, Tampah

Setelah semalam direndam Kedelai di pisahkan dari kulit arinya dengan cara di obok – obok menggunakan tangan di dalam bak semen, perendaman hingga kulit ari dan biji terpisah  & mengambang di air

Direndam menggunakan air sumur
 di dalam drum plastik selama1  malam

 Proses Produksi Tempe :
Pembelian bahan baku Kedelai
 Di cuci dg air sumur
Setelah itu diangin – anginkan lalu di masukkan dlm mesin pembelah biji kedelai (agar terbelah menjadi 2 bagian)

Direndam kembali di dalam bak perendaman yg terbuat dari semen selama 1 malam dg air sumur

Di kukus Selama 1 jam
Mengunakan dandang

Kedelai dr mesin penggilingan Di cuci lagi dlam bak pencucian yg sudah terisi air sumur,agar terlepas dari kotoran dan sisa kulit ari yg masih menempel


Kedelai direbus paki dandang  dg kayu bakar setengah matang ,menggunakan air sumur  selama (±30 menit
Kulit ari di keringkan di jadikan campuran pakan Unggas dan Sapi
 






















Dicampur Ragi Tempe,diaduk – aduk menggunakan tangan

Setelah semalaman di ragikan di biarkan di tata di rak – rak bamboo,di simpan 1 malam. Untuk Tempe di dlm bungkus kedelainya sebelumnya langsung di masukkan di plastic es 1/4 yg sudah di beri lubang – lubang.


Diragikan selama 1 malam (ditutup dg karung /plastik yg di bentangkan)


Diangin – anginkan di atas ancak
Yg terbuat dari bamboo/ rotan
 











Tempe disimpan dalam suhu ruangan. Di waktu musim hujan ruangan ini perlu diberi lampu agar suhu ruangan tidak terlalu dingin.


Tempe Siap untuk dipasarkan
Dalam bentuk  mentah
                                                                                                                                                     


 


                                                                                                                                                                                
                                                                                                                                                                                

 



Tempe siap di  masak dan maak oleh konsumen, dg cara di goereng  atu  di masak ndalam bentuk kuah
               

III.             ANALISA  BAHAYA



IDENTIFIKASI BAHAYA DAN CARA PENCEGAHANYA

NO
BAHAN MENTAH / INGRIDIEN / BAHAN TAMBAHAN
BAHAYA
 B (M)/K/F
JENIS BAHAYA
CARA PENCEGAHAN
1
Cara penanganan  pemasakan tempe bongkrek  yg salah.mengakibatkan  keracunan bagi yg mengkonsumsi
B(M)
Terdapat toksovlafin (racun) dalam asam bongkrek yg dihasilkan Pesudomonas cocovanes/bakteri asam bongkrek.
Cara pemasakan yg benar  dan Pertumbuhan kuman ini dapat dihambat oleh suasana asam (diolah dengan daun calincing)
2
Pewarna makanan tak berlebel
K
Pewarna buatan yg ditambahkan dg sengaja oleh produsen untuk menarik penampilan produk
Produsen bisa menggunakan bahan pengganti yg lebih alami,atau bisa mencuci dg air hangat sebelum tempe di masak,agar pewarna hilang.
3
Pecahan gelas (botol,wadah,peralatan pengolahan),Potongan Kayu (kotak kayu),Obat pembasmi serangga, oli dll
F
Barang – barang asing yg di letak kan produsen di  dekat bahan baku akan menimbulkan pencemaran  pd bahan baku.
Memisahkan atau menjauhkan benda – benda asing dari bahan baku
4
Bagian tubuh (rambut,kuku  pekerja krn tdk memakai sarung tangan dn perlengkapan topi /peneutup rambut).
F
Para pekerja memakai pakai’an seadanya,Kotoran pd tubuh pekerja bs saja jatuh ke produk saat proses pengolahan.
saat penangan mrk mencuci tangan  hanya dengan air rendaman kedelai .
Produsen lebih menjaga mutu produk dimulai dg kehigienisan produk.Mulai  dr memakai sarung tangan bebahan anti air (plastic) ,dan menutup rambut dg topi.Mencuci tangan dengan menggunakan air yg mengalir.


Ket. B (M) = Biologis (Mikrob) ; K = Kimia ; F = Fisik








          
ANALISA RESIKO BAHAYA

NAMA MAKANAN: TEMPE

NO
BAHAN / INGRIDIEN
KEL. BAHAYA(“v”)
KATEGORI RESIKO
A
B
C
D
E
F
1.
Kacang kedelai
V
v
v
III  (+++)
2.
Ragi
V
I    (+)
3.
Air Sumur
V
v
II   (++)
4.
Pewarna Makanan
V
V
IV ( A+B)


A = Makanan untuk konsumen beresiko tinggi (a.l. pasien & gol. Resti)    
B = Mengandung bahan yang sensitif thd bahaya biologis/kimia/fisik    
C = Tidak ada tahap untuk mencegah/menghilangkan bahaya                         
D = Kemungkinan mengalami kontaminasi kembali setelah pengolahan
E = Kemungkinan penanganan yang salah selama distribusi /konsumsi
F = Tidak ada cara mencegah/menghilangkan bahaya oleh konsumen













PENERAPAN  HACCP
 
NAMA  MAKANAN                  : TEMPE
                            TIM HACCP                                 :
Penentuan titik kendali kritis (CCP) :

1.      CCP1 : Menghilangkan mencegah bahaya
2.      CCP2 : Mengurangi bahaya (tidak dapat menghilangkan)
    ‘’CCP Dessission Tree’’
Tabel Critical Control Point Decision Tree Pembuatan Terasi Udang:
Tahap proses
Q1:Apakah ada bahaya pada langkah tersebut?









Ya: lanjut ke Q2






Tidak: Bukan CCP
Q2:Apakah ada pengendalian terhadap bahaya yang diidentifikasikasi?






Ya: lanjut ke Q3







Tidak: lanjut ke Q2a
Q2a:Apakah pengendalian diperlukan pada tahap tersebut untuk keamanan pangan?





Ya: Modifikasi langkah atau produk tersebut lalu lanjut ke Q2

Tidak: bukan CCP
Q3:Apakah langkah tersebut dirancang untuk mengurangi bahaya menuju tingkat yang dpat
diterima?




Ya: CCP








Tidak: lanjut ke Q4
Q4:Dapatkah kontaminasi melebihi batas yang dapat diterima atau sampai batas yang tidak diterima?







Ya:Lanjut ke Q5







Tidak: Bukan CCP
Q5:Apakah langkah berikutnya  dapat mengurangi bahaya atau menghilangkan bahaya sampai tingkat yang dapat diterima?
Ya:Bukan CCP







Tidak: CCP
CCP?
Penerimaan bahan baku
Y (fisik)
Y (kimia)
Y(Biolog)
Y
T
T

T
T
T
Y
Y
Bukan CCP

PencucianI

Y(fisik)
Y(kimia)
Y(biologi)
Y
T
T

T
T
T
Y
Y
Bukan CCP
Perendaman I
Y(fisik)
Y(kimia)
Y(biologi)
Y
T
T

T
T
T
Y
Y
Bukan CCP
Pemisahan kulit ari
Y(fisik)
Y(kimia)
Y(biologi)
T
T
Y
T
T


T


Y


Y
Bukan CCP
Perebusan/pengukusan
Y(fisik)
Y(kimia)
Y(biologi)
Y
T
Y

T
T


T
Y
Y
Bukan CCP
Pengilingan paki mesin
Y(fisik)
Y(kimia)
Y(biologi)
T
Y
Y

Y
T
T


Y


Y
Bukan CCP
Pencucian II
Y(fisik)
Y(kimia)
Y(biologi)
Y
T
T

T
T
T

Y
Y

Bukan CCP
Penggilingan I
Y(fisik)
Y (kimia)
Y(biologi)
Y
T
T

T
T
T
Y
Y
Bukan CCP
Perendaman II
Y(fisik)
Y(kimia)
Y(biologi)
Y
T
Y

T
Y
Y
T


Y


Y
Bukan CCP
Pemasakan/perebusan
Y(fisik)
Y(kimia)
Y(biologi)
Y
T
T

T
T
T
Y
Y
Bukan CCP
Peragian
Y(fisik)
Y(kimia)
Y(biologi)
Y
Y
Y


Y
T
T


Y


Y
Bukan CCP
Pengepakan
Y(fisik)
Y(kimia)
Y(biologi)
T
Y
T
T

T

T

Y

Y
Bukan CCP
Penyimpanan
Y(fisik)
Y(kimia)
Y(biologi)
Y
T
T

T
T
T
Y
Y
Bukan CCP
Lokasi produksi
Y(fisik)
Y(kimia)
Y(biologi)
Y
T
T
Y
T
T
T
Y
Y
Bukan CCP

Sanitasi kerja
Y(fisik)
Y(kimia)
Y(biologi)
Y
T
T
Y
T
T
T
Y
Y
Bukan CCP

PENCATATAN: Berdasarkan table Decision Tree diatas dapat disimpulkan bahwa pada proses pembuatan TEMPE  tidak di temukan  titik kendali kritis pada saat prosesproduksi hingah konsumen.




A.   Analisa Proses
CCP
BAHAYA
CARA PENGENDALIAN
BATAS KRITIS
NILAI TARGET

Proses pencucian kedelai menggunakan air sumur

Air yg berbau Lumpur (zat ammonia)

Didiamkan dalam 1x24 jam

-

4

Proses perebusan kedelai

 Bau lumpurpada air
(amonia),asap dari kayu bakar, zat kapur
Air yg digunakn
Air sumur ,Proses pemasakan dilakukakan
dilakukan 2X perebusan dan pengkuksan.

Suhu dan pengulangan pemakaian air

Panas tidak lebih dari 200 – 300 0C dan pemakaian tidak lebih dari sekali. 


A.  Analisa Bahan


CCP


BAHAYA


CARA PENGENDALIAN


BATAS KERITIS


NILAI TARGET


kedele


Bahan mentah tidak berbahaya
Pada saat
Proses produksi kedele

Sebelum di membeli kedelei perhatikan batasan masa kedeluarsa

 -.



Ragi

apabila tempe ini di olah menjadi tempe bongkrek yg terkontaminasi. Keracunan tempe bongkrek disebabkan oleh toksoflavin dan asam bongkrek,di kenal  bakteri asam bongkrek.


Selama Penangan baik,menggunakan ragi sesuai takaran tidk akan terjdi masalah.
Harus menggunakan standart mutu ragi yg baik,dan berkode dr BPOM RI MD 262628001051dan bermerek dagang DEP.KEH.RI.NO 306712



-